Ada yang beranggapan, untuk menjadi pengarang tidak harus melalui studi atau bersekolah. Cukup mengandalkan bakat. Saya katakan, tidak!.Alasannya? Karena, bila seseorang mau menghasilkan karya-karya bermutu (tidak membodohi masyarakat), maka ia tidak bisa dilepaskan dari penguasaan bahasa (tahu mempergunakannya dengan benar) dan kemampuan berimajinasi serta wawasan yang luas. Fokus mengenai penguasaan bahasa, bahwa menulis kreatif tidak mungkin berada di luar lingkar bahasa. Karena itu seorang penulis karya kreatif (pengarang) harus menguasai bahasa sebaik mungkin. Bahasa sebagai alat untuk mengkomunikakan pikiran. Dan, pikiran ini adalah ide-ide untuk merangkai suatu cerita yang tidak bisa dibiarkan liar tanpa aturan, juga bukan hanya merupakan bualan yang cenderung membodohkan pembacanya. Oleh karena itu, untuk menulis kreatif tidak cukup mengandalkan bakat alamiah, melainkan perlu didukung dengan kegiatan studi.
Studi yang dimaksud disini tidak hanya bicara sekolah atau pendidikan formal, tapi bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung berarti berhubungan dengan tutor (guru/pelatih). Misalnya mengikuti kursus-kursus atau kuliah di Fakultas atau konsultasi, koresponden dengan para pengarang yang dapat dijadikan guru di sektor ini.
Sedangkan studi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan cara membaca buku-buku (Creative Writing) atau literature (psikologi, sosiologi, sejarah, filsafat dan kebudayaan) serta karya-karya sastra yang dapat diperoleh di perpustakaan atau membeli langsung di toko-toko buku. Tetapi yang disebut kedua jelas memerlukan biaya tidak sedikit. Tetapi bukan berarti tidak bisa dipenuhi. Kalau kita serius memprioritaskan bahwa membaca adalah merupakan ‘makanan otak dan jiwa’, maka kita bisa membaca lewat mana saja. Menemukan bacaan bermutu tidak sulit untuk jaman teknologi seperti ini. Dengan memanfaatkan fasilitas ini, kita dapat mengakses apapun. Jadi, di tangan anda sendiri diri, mau dibawa kemana jiwa anda, anda yang paling berhak menentukan kemana Anda akan belajar.
Title : Menulis tidak sekedar memerlukan imaginasi
Description : Ada yang beranggapan, untuk menjadi pengarang tidak harus melalui studi atau bersekolah. Cukup mengandalkan bakat. Saya katakan, tidak!. Ala...
Rating : 5