Selamat
datang di melukis dunia marilah lukis dunia supaya tampak lebih bermakna.
Saya yakin
di dunia ini selalu ada enak dan ada tidak enaknya termasuk sebuah pekerjaan, pada
kesempatan kali ini saya ingin bercerita sedikit tentang ke tidak enakan
menjadi seorang desainer,
Bukankah jadi desainer grafis itu
menyenangkan? penuh dengan kreatifitas dan mungkin akan dianggap cool oleh
sebagian orang". Kelihatannya seperti itu. Namun faktanya, ada beberapa
poin penting terkait resiko yang harus diperhitungkan desainer grafis. 5 alasan
utama kenapa menjadi desainer grafis itu bisa jadi cukup menyebalkan.
1)
Harus bisa beradaptasi dengan segala kondisi
Desainer
grafis dituntut untuk beradaptasi secara maksimal untuk setiap projek yang
digelutinya. Contoh, seorang free style artist tidak bisa menjadi desainer grafis, dia hanya
cocok menjadi seniman. Kenapa? karna dia terlalu fanatik dengan gaya visualnya sendiri,
sehingga ketika dihadapkan kepada projek-projek yang sifatnya corporate dengan
tuntutan elegan dan clean dalam desain, dia kesulitan melakukannya. Desainer
grafis ibarat seekor bunglon, yang harus bisa menyesuaikan diri dengan baik
dalam setiap projek. Oleh karena itu, pengetahuan yang luas dalam berbagai
bidang pun dibutuhkan. Hal ini yang membuat kenapa desain grafis merupakan profesi yang sangat berat (setidaknya
menurut saya).
2) Keterampilan Teknis,
Estetika dan..Masih banyak lagi..!!!
Cukupkah
menguasai software grafis seperti photoshop, illustrator dan corelDRAW saja
untuk jadi desainer grafis?? Tentu saja tidak! selain keterampilan teknis
seperti penguasaan software, desainer grafis juga dituntut untuk punya nilai
estetika yang tinggi dan kemampuan mengaplikasikannya secara visual. Belum lagi
harus menguasai prinsip-prinsip dasar desain dan dasar penggunaan elemen-elemen
grafis didalamnya. Untuk kali ini, kita kesampingkan dulu typografi, warna, dan
lain-lain agar tidak terlalu banyak. Tapi oooh...ternyata desainer grafis juga
harus pintar berkomunikasi dan punya kemampuan marketing minimal tingkat dasar.
Dan jangan lupa, kemampuan menggambar manual menjadi poin tambahan. Oh no! Sebanyak inikah yang harus dipelajari untuk menjadi
desainer grafis!?
3) Hidup Terasa Lebih Berat
Hidup terasa lebih
berat ketika menjadi desainer grafis! Kenapa!? Lihat saja, ketika anda sedang
jalan-jalan sore dan melihat berbagai media advertising di kanan dan kiri
dengan tampilan visual yang menyakitkan mata, kebanyakan kita akan menggerutu. "Oh shit! Jelek sekali!!!". Contoh
lain, ketika beli DVD, lagi-lagi kita memaki karna font yang digunakan dalam
cover DVD sangat norak dan ketinggalan jaman, lagi-lagi kita mengeluh dan
menggerutu. Menimbang-nimbang seandainya font yang digunakan adalah font
ini—font itu, pasti lebih baik. Dan coba bayangkan, mungkinkah sehari saja kita
tidak melihat media-media grafis seperti contoh-contoh diatas!? Itulah sebabnya
kenapa menjadi desainer grafis seperti mendadak bisa melihat hantu, sampah
visual dimana-mana!
4) No Time to Rest!
Ketika
orang-orang dengan profesi lain bersantai dan bergembira ketika liburan,
desainer grafis malah sibuk berpikir hal-hal kreatif dan menemukan ide-ide
baru. Hal ini memang sama sekali bukan keharusan, desainer grafis tidak pernah
dipaksa untuk berpikir saat tidak sedang bekerja. Tapi ketika kamu terjun lebih
jauh kedalam bidang ini, kamu akan mendapatkan bahwa berpikir kreatif dan
menemukan ide-ide baru adalah suatu kebutuhan dan tidak bisa dielakkan. Seperti
candu, otak akan dipaksa terus menuai hasil, diajak bekerja keras dan selalu
butuh asupan informasi inovatif untuk dikonsumsi. Ohh..bukan kah itu berat!?
Tidak ada waktu untuk beristirahat!!!
5) Who Care!?
Orang-orang diluar
sana tidak begitu tertarik dengan desain grafis. Desain grafis bukan suatu
profesi yang cukup populer di Indonesia. Bayangkan! Begitu banyak yang harus
dipelajari desainer grafis tapi tidak ada satu orang pun yang peduli. Hal ini
bisa dilihat dari apresiasi masyarakat yang sangat rendah terhadap desain
grafis. Mereka melihat desain grafis adalah profesi sambilan para siswa dan
mahasiswa yang iseng dengan software-software grafis yang terinstall di
komputer masing-masing.
Demikianlah
artikel saya tentang resiko menjadi Desainer bagaimanakah kalian masih ingin
menjadi desainer
- See more at: http://www.desainstudio.com/2010/08/5-alasan-sebaiknya-kamu-berhenti.html#sthash.zeYqoMqw.dpuf